AnalisisSyair "Taubat" Abu Nawas. 4/26/2014. 0 Comments. I. PENDAHULUAN. a. Latar belakang masalah. Mendengar nama Abu Nuwas, Muslim Indonesia dibetot oleh pandangan awal bahwa ia adalah seorang yang jenaka dan penuh kelakar. Sebuah dongeng yang sering dituturkan oleh orang-orang tua Muslim terhadap anak-anaknya.

๏ปฟOleh Munawir Amin. Imam Muhammad bin Idris as-Syafiโ€™i rahimahullah pernah berkata โ€œAku mengunjungi Abu Nawas. Lalu Aku bertanya padanya โ€œApa yang Engkau persiapkan untuk hari ini, wahai saudaraku, Abu Nawas?โ€™. Kemudian Abu Nawas menjawab dengan sebuah Syair ุชูŽุนูŽุงุธูŽู…ูŽู†ููŠู’ ุฐูŽู†ู’ุจูŠู’ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ู‚ูŽุฑูŽู†ู’ุชูู‡ู ุจุนูŽูู’ูˆููƒูŽ ุฑูŽุจู‘ููŠู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽูู’ูˆููƒูŽ ุฃูŽุนู’ุธูŽู…ูŽุง โ€œPernah kuanggap dosa-dosa ku besar. Namun, ketika kusandingkan dengan pengampunan-Mu, wahai Tuhanku. Maka, ampunan-Mu ternyata lebih besarโ€™โ€. โ€œAbu Nawas itu karibku,โ€ kata Syaikh Muhammad bin Rafiโ€™ memulai kisahnya. โ€œNamun, di akhir umurnya, kami berpisah jarak. Ketika tersiar kabar kewafatannya. Aku sedih luar biasa. Antara tidur dan terjaga, seakan Aku bertemu dengannya. Lalu Aku panggil Dia โ€œWahai Abu Nawas!โ€.โ€œIyaโ€, jawab Abu Nawas. โ€œApa yang telah Allah perbuat padamu?โ€, tanya Syekh Muhammad bin Rafiโ€™. โ€œDia mengampuni Akuโ€, kata Abu Nawas, โ€œdan itu disebabkan bait syair yang Aku tulis. Dan syair itu sekarang berada ditumpukan bantal kedua di rumahkuโ€. Tidak lama kemudian Syekh Muhammad bin Rafiโ€™ melakukan perjalanan jauh mengunjungi keluarga Abu Nawas. Ketika keluarga Abu Nawas melihat Syekh Muhammad bin Rafiโ€™, kesedihan menyelimuti keluarga Abu Nawas dan mereka pun kembali menangis. Setelah reda, Syekh Muhammad bin Rafiโ€™ bertanya pada mereka โ€œApakah saudaraku Abu Nawas punya simpanan syair sebelum beliau wafat?โ€. โ€œKami tidak tahuโ€, jawab keluarga Abu Nawas. โ€œHanya saja, sebelum kewafatannya. Beliau meminta dibawakan tempat tinta dan kertas. Lalu menulis sesuatu. Apa yang ditulis, kami tidak tahuโ€, terang keluarga Abu Nawas. โ€œBolehkan Aku masuk memeriksa?โ€, kata Syekh Muhammad bin Rafiโ€™. Keluarga Abu Nawas pun mempersilahkannya. Lalu Muhammad bin Rafiโ€™ memasuki kamar Abu Nawas. Memeriksa tempat Syekh Muhammad bin Rafiโ€™ menemukan pakaian yang belum dipindah. Diangkatnya pakaian itu, tidak ditemukan apa-apa. Kemudian, diangkat bantal pertama, juga tidak terlihat apa-apa. Setelah diangkat bantal kedua, ditemukan secarik kertas. Dan disitu tertulis beberapa syair ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ู ุฅูู†ู’ ุนูŽุธูŽู…ู’ุชู ุฐูŽู†ู’ุจูŠู’ ูƒูŽุซู’ุฑูŽุฉู‹ ููŽู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ุนูŽู„ูู…ู’ุชู ุจูุฃูŽู†ู‘ูŽ ุนูŽูู’ูˆูŽูƒูŽ ุฃูŽุนู’ุธูŽู…ูŽุง "Wahai Tuhanku, Jika dosa-dosaku yang banyak itu membesar. Aku yakin, pengampunan-Mu lebih agung,". ุฅู†ู ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽุฑู’ุฌููˆู’ูƒูŽ ุฅูู„ู‘ุง ู…ูุญู’ุณู†ูŒ ููŽุจูู…ูŽู†ู’ ูŠูŽู„ููˆู’ุฐู ูˆูŽูŠูŽุณู’ุชูŽุฌููŠู’ุฑู ุงู„ู’ู…ูุฌู’ุฑูู…ู "Andai Engkau hanya menerima orang yang baik saja. Lalu bagaimana dengan kami, orang-orang yang penuh noda dan dosa,". ุฃูŽุฏู’ุนููˆู’ูƒูŽ ุฑูŽุจู‘ูุŒ ูƒูŽู…ูŽุง ุฃูŽู…ูŽุฑู’ุชูŽุŒ ุชูŽุถูŽุฑู‘ูุนุงู‹ ููŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽุฏูŽุฏู’ุชูŽ ูŠูŽุฏููŠู’ุŒ ููŽู…ูŽู†ู’ ุฐูŽุง ูŠูŽุฑู’ุญูŽู…ู "Aku berdoa padamu Gusti, dengan kerendahan hati, sebagaimana Engkau perintahkan. Jika Engkau tolak kedua tanganku. Siapa lagi yang akan mengasihi Aku?,". ู…ูŽุง ู„ููŠู’ ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุณููŠู’ู„ูŽุฉูŒ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูŽุง ูˆูŽุฌูŽู…ููŠู’ู„ู ุนูŽูู’ูˆููƒูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูู†ู‘ููŠู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ูŒ "Hanya harapan dan indahnya ampunan-Mu yang jadi perantaraku. Lalu , Aku pasrah pada-Mu,". Sebelum meninggal dunia, Abu Nawas pernah duduk sendirian, memperhatikan matahari yang berangsurโ€“angsur tenggelam. Suasananya cukup hening. Abu Nawas melihat begitu indahnya warna langit yang dipenuhi dengan mega berwarna kuning jingga. Ia memperhatikannya dengan seksama, hingga akhirnya suasana indah itu hilang seiring dengan tenggelamnya matahari di ufuk barat. Entah apa penyebabnya, tibaโ€“tiba Abu Nawas tak mampu membendung air matanya. Hatinya terasa pedih. Ia menangis terseduโ€“sedu. Ia menengadahkan kedua tangannya sambil bersyair ุฅูู„ู‡ููŠ ู„ูŽุณู’ุชู ู„ูู„ู’ููุฑู’ุฏูŽูˆู’ุณู ุฃูŽู‡ู’ู„ุงู‹ ูˆูŽู„ุงูŽ ุฃูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุนูŽู„ู‰ูŽ ู†ูŽุงุฑู ุงู„ุฌูŽุญููŠู’ู…ู "Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi Aku tidak kuat dalam neraka jahim,". ููŽู‡ูŽุจู’ ู„ูŠู ุชูŽูˆู’ุจูŽุฉู‹ ูˆูŽุงุบู’ููุฑู’ ุฐูู†ููˆู’ุจูŠู ููŽุฅูู†ูŽู‘ูƒูŽ ุบูŽุงููุฑู ุฐูŽู†ู’ุจู ุนูŽุธููŠู’ู…ู "Maka berilah Aku taubat ampunan dan ampunilah dosaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa yang besar,". ุฐูู†ููˆู’ุจูŠู ู…ูุซู’ู„ู ุฃูŽุนู’ุฏูŽุงุฏู ุงู„ุฑูู‘ู…ูŽุงู„ู ููŽู‡ูŽุจู’ ู„ูŠู ุชูŽูˆู’ุจูŽุฉู‹ ูŠูŽุงุฐุงูŽ ุงู„ุฌูŽู„ุงูŽู„ู "Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah Aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan,". ูˆูŽุนูู…ู’ุฑููŠ ู†ูŽุงู‚ูุตูŒ ููŠู ูƒูู„ูู‘ ูŠูŽูˆู’ู…ู ูˆูŽุฐูŽู†ู’ุจูŠู ุฒูŽุงุฆูุฏูŒ ูƒูŽูŠู’ููŽ ุงุญู’ุชูู…ูŽุงู„ู "Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana Aku menanggungnya,". ุฅูู„ู‡ููŠ ุนูŽุจู’ุฏููƒูŽ ุงู„ุนูŽุงุตููŠ ุฃูŽุชูŽุงูƒูŽ ู…ูู‚ูุฑู‹ู‘ุง ุจูุงู„ุฐูู‘ู†ููˆู’ุจู ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ุฏูŽุนูŽุงูƒูŽ "Wahai Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu,". ููŽุฅูู†ู’ ุชูŽุบู’ููุฑู’ ููŽุฃูŽู†ู’ุชูŽ ู„ูุฐูŽุงูƒูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŒ ููŽุฅูู†ู’ ุชูŽุทู’ุฑูุฏู’ ููŽู…ูŽู†ู’ ู†ูŽุฑู’ุฌููˆ ุณููˆูŽุงูƒูŽ "Maka jika Engkau mengampuni, Engkaulah ahli pengampun. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi Aku mengharap selain kepada Engkau,". Demikianlah semoga bermanfaat. Indramayu, 13 September 2021 / 06 Shafar 1443 H Pengasuh Ponpes Sirojuttholibin Tulungagung Kertasmaya Indramayu

Danbagi Abu Nawas, gembok merupakan sarana menertawakan hidup. Sebelum meninggal dunia, ia pernah berpesan pada keluarganya, agar kelak gerbang makamnya menampilkan gembok sebesar ember. Seumur hidupnya ia hanya ingin beramal dengan menyenangkan orang lain, maka dengan gembok sebesar ember di makamnya semoga bisa jadi amal terakhir.

Abu Nawas Al-hasan ibn Hani Al-hakami dikenal sebagai Abu Nawas, adalah seorang penyair tersohor Arab klasik. Dia juga dikenal sebagai master dari semua genre puisi Arab kontemporer. Namun, tradisi cerita rakyat ternyata juga dia rambah, seperti yang muncul beberapa kali dalam Seribu Satu Malam.

Discovershort videos related to pesan abu nawas sebelum meninggal on TikTok. Watch popular content from the following creators: si_rajun(@pengeja.hujan), Modeairplane๐Ÿ“ต(@_mode_airplane), DANโ„ข๐ŸŒ  (@syakieb.1), si_rajun(@pengeja.hujan), Secerah Qalbu(@secerahqalbu), HILDE๐ŸŒบ๐Ÿ‡ฒ๐Ÿ‡พ(@ld.raja.pugut), ูŠูˆุณุฑูŠู„ ู…ุงู‡ูŠู†ุฏุฑุง(@yusril_mahendra04), QEENA1212(@papanyaqeena), pemuDAIslam
Inilahyang betul-betul harus kita perhitungkan: adakah kita termasuk seseorang yang husnul khatimah atau suul khatimah. Dari keterangan Nabi tersebut Imam Al-Ghazali menyimpulkan bahwa setiap orang akan dibangkitkan dalam kondisi persis seperti ketika ia mati (mengenai bahagia ataupun celakanya). Dan kondisi kematian seseorang adalah persis Berikutsyairnya: Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa 'alaa naaril jahiimi Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar

Sejakmendekam di penjara, syair-syair Abu Nawas berubah, menjadi religius. Jika sebelumnya ia sangat pongah dengan kehidupan duniawi yang penuh glamor dan hura-hura, kini ia lebih pasrah kepada kekuasaan Allah. Konon, sebelum mati ia minta keluarganya mengkafaninya dengan kain bekas yang lusuh. Agar kelak jika Malaikat Munkar dan Nakir

Y0MUW.
  • at33l9ywbq.pages.dev/251
  • at33l9ywbq.pages.dev/359
  • at33l9ywbq.pages.dev/359
  • at33l9ywbq.pages.dev/168
  • at33l9ywbq.pages.dev/133
  • at33l9ywbq.pages.dev/113
  • at33l9ywbq.pages.dev/127
  • at33l9ywbq.pages.dev/494
  • syair abu nawas sebelum meninggal